DEMOGRAFI KOTA BANDUNG
perencanaan pembangunan. Penduduk merupakan modal dasar
keberhasilan pembangunan suatu wilayah. Komposisi, dan distribusi
penduduk akan mempengaruhi struktur ruang , kegiatan sosial, dan
ekonomi masyarakat. Seluruh aspek pembangunan memiliki korelasi dan
interaksi dengan kondisi kependudukan yang ada, sehingga informasi
tentang demografi memiliki posisi strategis dalam penentuan kebijakan.
Penduduk Kota Bandung pada tahun 2012 sebanyak 2.455.517 jiwa (BPS
Kota Bandung). Dari tahun 2007-2012 rata-rata pertumbuhan
penduduk adalah 1,06%, artinya tingkat pertumbuhan tersebut relatif
menurun bila dibandingkan rata-rata tahun 2003-2008 sebesar 1,1%.
Tahun 2010, jumlah penduduk sedikit berkurang untuk kemudian
meningkat lagi
1. Dengan luas wilayah sekitar 16.730 ha, maka kepadatan
penduduk Kota Bandung tahun 2008 adalah 142 jiwa/ha meningkat
menjadi 147 jiwa/ha pada tahun 2012. Dengan pertumbuhan linier,
maka diperkirakan penduduk Kota Bandung tahun 2018 mencapai 2,6
juta jiwa, sedangkan dengan pola proyeksi non-linier (relatif lebih valid),
menunjukkan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat, sehingga tahun
2018 diperkirakan berjumlah 2,5 juta jiwa.
Proyeksi melambatnya pertumbuhan jumlah penduduk di atas, tidak
serta merta mengurangi beban daya dukung wilayah Kota Bandung.
Sebagai pusat kegiatan penting, maka di sekitar Kota Bandung
berkembang daerah-daerah hinterland di Kabupaten Bandung dan
Bandung Barat, wilayah Kabupaten Sumedang bagian Barat, serta Kota
Cimahi yang dihuni oleh penduduk yang berjumlah besar pula, yaitu
sekitar 6 jutaan. Pertumbuhan kegiatan komersial di Kota Bandung
yang mendorong meningkatkan harga properti, menyebabkan lokasi-
lokasi perumahan bergeser keluar kota Bandung. Keluarga-keluarga
muda akan cenderung tinggal di luar kota untuk menyesuaikan daya beli
terhadap rumah. Karena itulah jumlah penduduk di Kota Bandung
cenderung tumbuh lambat dan bahkan pernah berkurang.
Sebaran penduduk di Kota Bandung terbesar adalah di Kecamatan
Babakan Ciparay, yaitu hampir 6% dari seluruh penduduk Kota
Bandung, diikuti oleh Kecamatan Bandung Kulon, Kiaracondong,
Coblong, Batununggal, dan Bojongloa Kaler. Jumlah penduduk paling
sedikit ada di Kecamatan Cinambo, Bandung Wetan, Sumur Bandung,
Gedebage, dan Panyileukan. Kepadatan penduduk terbesar ada di
Kecamatan Bojongloa Kaler dengan tingkat kepadatan mencapai 39.282
jiwa/km2, kemudian Andir dan Astanaanyar. Kepadatan penduduk
terkecil adalah di Gedebage, Cinambo, dan Panyileukan. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Sebaran penduduk di Kota Bandung terbesar adalah di Kecamatan
Babakan Ciparay, yaitu hampir 6% dari seluruh penduduk Kota
Bandung, diikuti oleh Kecamatan Bandung Kulon, Kiaracondong,
Coblong, Batununggal, dan Bojongloa Kaler. Jumlah penduduk paling
sedikit ada di Kecamatan Cinambo, Bandung Wetan, Sumur Bandung,
Gedebage, dan Panyileukan. Kepadatan penduduk terbesar ada di
Kecamatan Bojongloa Kaler dengan tingkat kepadatan mencapai 39.282
jiwa/km2, kemudian Andir dan Astanaanyar. Kepadatan penduduk
terkecil adalah di Gedebage, Cinambo, dan Panyileukan. Lebih jelasnya.
Secara umum pada tahun 2012, distribusi penduduk dan tingkat
kepadatannya semakin merata di Kota Bandung bila dibandingkan
dengan tahun 2008, terlihat dari koefisien variasi yang semakin kecil.
Di beberapa kecamatan distribusinya meningkat dan ada pula yang
menurun, demikian pula dengan kepadatan penduduk. Secara rinci
mengenai persentase distribusi penduduk dan kepadatan penduduk
tahun 2012 dibandingkan tahun 2008, pada tabel berikut ini.
Selanjutnya penduduk Kota Bandung dapat dianalisis menurut
struktur umurnya, sebagai informasi yang sangat penting karena
berkaitan dengan risiko dan kebutuhan pelayanan yang berbeda-beda
pada setiap kelompok.
Persentase Struktur Umur Penduduk di Kota Bandung Tahun 2012
Jika dilihat dari struktur usia penduduk Kota Bandung, yang tergolong
menonjol adalah usia pendidikan tinggi (20-24 tahun) atau awal usia
kerja, artinya jumlah masyarakat usia produktif relatif besar yang
merupakan modal dasar bagi pembangunan. Jumlah balita yang awalnya
menurun, dalam sepuluh tahun terakhir cenderung meningkat.
Artinya penduduk yang akan mendapat pendidikan dasar dan menengah
dalam 5-10 tahun mendatang akan meningkat sehingga penyediaan
sarana dan prasarana pendidikan dasar dan menengah harus
dipersiapkan.
Struktur penduduk dilihat dari aspek kualitas tingkat pendidikan,
selama periode 2008-2012 menunjukkan peningkatan. Komposisi
penduduk usia di atas 10 tahun yang tidak mempunyai ijazah SD
mengalami penurunan dari 11,5% di tahun 2008, menjadi 9,4% di
tahun 2012. Sedangkan, penduduk usia di atas 10 tahun yang
memiliki ijasah tertinggi SD/MI/sederajat, SMP/MTs/sederajat,
SLTA/sederajat, dan Perguruan Tinggi mengalami kenaikan. Ini
menunjukkan bahwa aksesibilitas pendidikan bagi masyarakat
mengalami kemajuan. Selain itu, kondisi ini juga mengindikasikan
masyarakat Kota Bandung mengalami peningkatan kesadaran
(awereness) akan arti penting pendidikan bagi peningkatan kualitas
kehidupan.
Komentar
Posting Komentar