KABUPATÈN CILACAP
Kabupaten Cilacap adalah daerah terbesar di Jawa Tengah, dengan batas bagian selatan Samudra Indonesia, perbatasan utara dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan di Provinsi Jawa Barat sementara Kabupaten Kebumen di sebelah timur dan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Jawa Barat sampai di perbatasan barat.
Letaknya antara 108 0 4-30 0 - 109 0 30 0 30 0 Bujur Timur dan 7 0 30 0 - 7 0 45 0 20 0 Lintang Selatan. Memiliki luas 225.360.840 Ha, yang terbagi menjadi 24 kecamatan, 269 desa dan 15 kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km dari Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.
Sejarah Kabupaten Cilacap
1. Kerajaan Jawa
Pencarian sejarah periode kerajaan Jawa dimulai dari zaman kerajaan Mataram Hindu sampai Kerajaan Surakarta. Pada akhir Kerajaan Majapahit (1294-1478), cikal bakal Kabupaten Cilacap dibagi menjadi beberapa wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke barat:
Wilayah Ki Gede Ayah dan area Ki Ageng Donan di bawah pemerintahan Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran
Menurut Husein Djayadiningrat, setelah diserang oleh Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran, Banten dan kerajaan Islam Cirebon hilang pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Karena itu, seluruh wilayah Kabupaten Cilacap di sebelah timur berada di bawah pemerintahan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopati pada tahun 1587-1755, itulah sebabnya daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah wewenang Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram. Pada 1595, kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh di wilayah Kerajaan Cirebon.
Menurut buku harian Kompi Belanda di Benteng Batavia, 21 Februari 1682, sebuah surat diterima yang berisi terjemahan perjalanan darat Citarum, utara Karawang ke Bagelen. Daerah yang disebutkan, yang kemudian menjadi cikal bakal Kabupaten Cilacap, adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.
2. Periode Kolonial Belanda
Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah penduduk Launy yang bertanggung jawab) dengan Gubernur Jenderal Besluit D.De Erens pada 17 Juli 1839 No. 1, menyatakan: "Demi implementasi pemerintah daerah yang lebih rapi di Banyumas selatan dan peningkatan pengembangan pelabuhan Cilacap, kemudian sambil menunggu organisasi yang diusulkan dari kabupaten selatan untuk menjadi bagian dari itu, salah satu dari tiga Bantuan Penduduk di Karesidenan akan memegang posisi di Cilacap ".
Karena Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tertanggal 27 Juni 1841 No. 10 ditetapkan: Dayeuhluhur "Patenschap" dipisahkan dari Banyumas dan memerintah bagiannya sendiri, yaitu bagian Cilacap dengan ibukota Cilacap, yang menjadi posisi Kepala Asisten Residen Bestuur Eropa dan Kepala Bestuur Asli Rangga atau Bupati Onder. Dengan demikian Pemerintah Asli bernama Onder Regentschap sepadan dengan Patih Kepala Dayeuhluhur.
Namun pembentukan bagian ini memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang telah lama ingin mengurangi wilayah masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Kabupaten Adiraja. Batas wilayah Kabupaten Adiraja bersama dengan Dayeuhluhur pattenschap membentuk Onder Regentschap Cilacap sesuai dengan rencana Residen Banyumas De Sturier tanggal 31 Maret 1831 menyatakan sebagai berikut: Dari mulut Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana ke puncak, turun ke tenggara pegunungan Kendeng, ke puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). Dari sana, ia pergi ke selatan mengikuti batas wilayah Kediaman Banyumas ke laut. Dari sana, ia menuju ke barat di sepanjang pantai ke muara Sungai Serayu.
Rumah Regional
Kabupaten Cilacap
Kabupaten Cilacap adalah daerah terbesar di Jawa Tengah, dengan batas bagian selatan Samudra Indonesia, perbatasan utara dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan di Provinsi Jawa Barat sementara Kabupaten Kebumen di sebelah timur dan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Jawa Barat sampai di perbatasan barat.
Letaknya antara 108 0 4-30 0 - 109 0 30 0 30 0 Bujur Timur dan 7 0 30 0 - 7 0 45 0 20 0 Lintang Selatan. Memiliki luas 225.360.840 Ha, yang terbagi menjadi 24 kecamatan, 269 desa dan 15 kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km dari Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.
Sejarah Kabupaten Cilacap
1. Kerajaan Jawa
Pencarian sejarah periode kerajaan Jawa dimulai dari zaman kerajaan Mataram Hindu sampai Kerajaan Surakarta. Pada akhir Kerajaan Majapahit (1294-1478), cikal bakal Kabupaten Cilacap dibagi menjadi beberapa wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke barat:
Wilayah Ki Gede Ayah dan area Ki Ageng Donan di bawah pemerintahan Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran
Menurut Husein Djayadiningrat, setelah diserang oleh Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran, Banten dan kerajaan Islam Cirebon hilang pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Karena itu, seluruh wilayah Kabupaten Cilacap di sebelah timur berada di bawah pemerintahan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopati pada tahun 1587-1755, itulah sebabnya daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah wewenang Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram. Pada 1595, kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh di wilayah Kerajaan Cirebon.
Menurut buku harian Kompi Belanda di Benteng Batavia, 21 Februari 1682, sebuah surat diterima yang berisi terjemahan perjalanan darat Citarum, utara Karawang ke Bagelen. Daerah yang disebutkan, yang kemudian menjadi cikal bakal Kabupaten Cilacap, adalah Dayeuhluhur dan Limbangan.
2. Periode Kolonial Belanda
Pembentukan Onder Afdeling Cilacap (dua bulan setelah penduduk Launy yang bertanggung jawab) dengan Gubernur Jenderal Besluit D.De Erens pada 17 Juli 1839 No. 1, menyatakan: "Demi implementasi pemerintah daerah yang lebih rapi di Banyumas selatan dan peningkatan pengembangan pelabuhan Cilacap, kemudian sambil menunggu organisasi yang diusulkan dari kabupaten selatan untuk menjadi bagian dari itu, salah satu dari tiga Bantuan Penduduk di Karesidenan akan memegang posisi di Cilacap ".
Karena Banyumas Selatan dianggap terlalu luas untuk dipertahankan oleh Bupati Purwokerto dan Bupati Banyumas maka dengan Besluit tertanggal 27 Juni 1841 No. 10 ditetapkan: Dayeuhluhur "Patenschap" dipisahkan dari Banyumas dan memerintah bagiannya sendiri, yaitu bagian Cilacap dengan ibukota Cilacap, yang menjadi posisi Kepala Asisten Residen Bestuur Eropa dan Kepala Bestuur Asli Rangga atau Bupati Onder. Dengan demikian Pemerintah Asli bernama Onder Regentschap sepadan dengan Patih Kepala Dayeuhluhur.
Namun pembentukan bagian ini memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang telah lama ingin mengurangi wilayah masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Kabupaten Adiraja. Batas wilayah Kabupaten Adiraja bersama dengan Dayeuhluhur pattenschap membentuk Onder Regentschap Cilacap sesuai dengan rencana Residen Banyumas De Sturier tanggal 31 Maret 1831 menyatakan sebagai berikut: Dari mulut Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana ke puncak, turun ke tenggara pegunungan Kendeng, ke puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). Dari sana, ia pergi ke selatan mengikuti batas wilayah Kediaman Banyumas ke laut. Dari sana, ia menuju ke barat di sepanjang pantai ke muara Sungai Serayu.
Dari batas-batas Kabupaten Adiraja, dapat dilihat bahwa Kabupaten Adiraja sebagai cikal bakal mantan Kawedanan Kroya yang lebih besar dari mantan Saluran Kawedanan, karena pada saat itu tidak ada Kabupaten Kalireja, yang dibentuk dari sub-bagian Kecamatan Adiraja dan sebagai Kabupaten Banyumas. Jadi wilayah Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luasnya Kabupaten Cilacap sekarang.
Pada masa Residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengusulkan pemerintah Belanda pada 3 Oktober 1855 yang ditandatangani oleh Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada 29 Desember 1855 No. 86, dan sebuah surat rahasia dari Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7 / A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Usulan pembentukan kabupaten Cilacap menurut kementerian kolonial memiliki dua arti yaitu permohonan Menteri Kolonial untuk persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi adat bestir dan anggaran belanja lebih dari F.5.220 per tahun yang sama-sama memerlukan persetujuan Raja. Belanda, setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial pemerintah Belanda dengan Gubernur Jenderal tanggal Besluit 21 Maret 1856 No. 21, antara lain, menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).
Populasi
Pada tahun 2014 ada 1.685.573 orang yang tinggal di Kabupaten Cilacap yang terdiri dari 844.565 populasi pria dan 841.008 populasi wanita. Pada 2015, populasi di Kabupaten Cilacap adalah 1.694.730 orang yang terdiri dari 849.090 populasi pria dan 845.640 populasi wanita.
Urusan Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas (usia tenaga kerja) pada tahun 2014 di Kabupaten Cilacap adalah 780.345 orang sedangkan pada tahun 2015 untuk orang berusia 15 tahun ke atas (angkatan kerja) di Kabupaten Cilacap adalah 778.151 penduduk. Untuk Upah Minimum Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut:
pendidikan
Berikut ini adalah persentase penduduk Kabupaten Cilacap yang berusia 10 tahun dan berdasarkan pendidikan tertinggi yang dicapai.
Pencapaian Kabupaten Cilacap
Kabupaten Cilacap memenangkan piala Raksaniyata yang diterima oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji di Istana Wakil Presiden beberapa waktu lalu.
Penghargaan ini diterima, karena Kabupaten Cilacap dianggap berhasil mendukung program menuju Indonesia Hijau. Dalam penghargaan ini, Kabupaten Cilacap adalah satu-satunya kabupaten di Jawa yang menerima trofi Raksaniyata.
Di bidang karya seni, Kabupaten Cilacap juga memenangkan Juara Nasional II dalam penilaian kinerja pekerjaan umum.
Untuk Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap memenangkan hadiah pertama dalam kompetisi bupati hutan untuk mendukung OBIT.
Penghargaan keempat pada akhir 2013, yang berhasil diraih oleh Kabupaten Cilacap, adalah penetapan Kabupaten Cilacap sebagai Kabupaten Penggerak Koperasi, karena keberhasilannya dalam membentuk dan memobilisasi koperasi.
Tempat Wisata di Kabupaten Cilacap
Kabupaten Cilacap adalah salah satu kabupaten di antara 35 kabupaten / kota di Jawa Tengah dengan lokasi geografis yang strategis. Di selatan, berbatasan dengan lautan Indonesia, timur bersama Kabupaten Kebumen, utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan barat berbatasan dengan provinsi Jawa Barat.
Memiliki 225.361 hektar yang terbagi menjadi 24 wilayah adalah kecamatan dengan wilayah terbesar di Jawa Tengah dan wilayah tersebut dibagi menjadi dataran rendah dan bukit dengan ketinggian +6 meter di atas permukaan laut hingga tertinggi 198 meter di atas permukaan laut. Dengan kondisi alam yang demikian, Kabupaten Cilacap memiliki banyak potensi wisata alam dan budaya, yang tersebar di semua wilayah.
A. Pantai Turtle Bay
Pantai Turtle Bay terletak di dalam kota Cilacap, tepatnya di desa Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan. Obyek wisata adalah objek wisata andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Cilacap, jaraknya sangat dekat dengan Pusat Pemerintahan / Pusat Kota hanya sekitar ± 2 km. Panorama Pulau Nusakambangan dan kapal tanker minyak menjadi pemandangan khas pantai. Pantai ini berpasir dan ditumbuhi pohon-pohon yang memberikan rasa teduh bagi para pengunjung.
Panorama pantai laut yang indah dapat dinikmati oleh para wisatawan tidak hanya saat matahari terbit di pagi hari tetapi juga saat matahari terbenam di sore hari. Pantai Turtle Bay yang terletak bersebelahan dengan objek wisata Benteng Pendem juga dapat ditemukan pabrik pengolahan minyak milik PT. Pertamina, di mana lokasi ini menjadi objek nasional yang vital.
Berbagai makanan laut dan suvenir dapat ditemukan dengan mudah di sepanjang pantai dan selalu dekat dengan wisatawan yang mengunjungi pantai Turtle Bay dari siang hingga tengah malam.
B. Segara Anakan
Nikmati sifat unik Segara Anakan dan Nusakambangan dan dapatkan petualangan yang mengasyikkan. Segara Anakan Cilacap terletak di belakang Pulau Nusakambangan di Kabupaten Cilacap. Segara Anakan adalah laguna unik di pantai selatan Pulau Jawa dengan ekosistem rawa bakau (mangrove) yang memiliki komposisi dan struktur hutan paling lengkap di Pulau Jawa. Berbagai komponen sumber daya hayati berupa flora, habitat berbagai spesies fauna, alam darat dan bentang alam perairan yang berinteraksi satu sama lain membentuk satu kesatuan ekosistem alami.
Segara Anakan adalah bagian dari daerah Nusakambangan yang menunjukkan paduan alami yang menawan. Segara Anakan dan Nusakambangan adalah tempat wisata alam yang ideal. Panorama pemandangan dan keunikannya memberikan pemandangan yang menakjubkan. Nikmati perpaduan keindahan dan keunikan yang penuh nuansa petualangan yang mengasyikkan.
Layanan informasi:
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap
Jl. A. Yani No. 8 Cilacap
Telp. 0282-534481
Email: diparta_clp@yahoo.co.id
Facebook: pariwisata cilacap
C. Fort Pendem
Benteng Pendem Cilacap atau dalam bahasa Belanda disebut "KUSBATTERIJ OP DE LANTONG TE TJILATJAP" terletak 0,5 Km di selatan objek wisata pantai Turtle Bay. Bangunan Kastil Pendem memiliki konfigurasi yang solid, termasuk barak / tentara ruang angkasa, klinik, terowongan, penjara, amunisi ruang angkasa, ruang tembak dikelilingi oleh pagar dan parit dan mengubur tanah sedalam 1-3 meter.
Itu dibangun oleh Tentara Kerajaan Belanda dari tahun 1861 hingga 1879 untuk pertahanan Belanda melawan serangan musuh baik dari dalam maupun luar hingga tahun 1942. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Belanda menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu. Agresi II pada tahun 1950, Belanda kembali dengan menaiki pasukan sekutu. Pada tahun 1952 -1962, itu menjadi markas kesatuan banteng loreng Jawa Tengah dan pada tahun 1962-1965 menjadi tempat pendaratan pasukan RPKAD ( Resimen Para Komando Angkatan Darat - Resimen Komando Angkatan Darat ).
Pada 26 November 1986, benteng ini dipugar dan pada 28 April 1987 hingga sekarang terbuka sebagai objek wisata. Nama benteng, yaitu sekitar 6,5 hektar, disebut sebagai Benteng Pendem oleh masyarakat. Ini didasarkan pada fisik bangunan benteng; sebagian besar bangunan tertutup tanah atau dikubur. Benteng yang dibangun oleh tentara Belanda, dilengkapi dengan benteng pengintai musuh di puncaknya dan dikelilingi oleh benteng pertahanan yang juga dilengkapi dengan 13 meriam.
Benteng ini juga dikelilingi oleh parit selebar 18 meter, kedalaman 3 meter berfungsi untuk menghambat kecepatan musuh serta untuk patroli tentara Belanda dengan pembangunan jembatan yang dilengkapi dengan 14 kamar barak tentara. Setiap kamar terdiri dari satu pintu dan jendela, petugas ruang rapat, ruang bawah tanah / Terowongan dengan 4 pintu, ruang penjara, ruang amunisi, ruang senjata, ruang akomodasi, ruang kesehatan, sumur, gedung gudang, gedung pengintaian, dan gedung parit. Dikatakan bahwa Benteng Pendem telah ditemukan kurang lebih 102 kamar yang terdiri dari sekitar 60 kamar berupa kamar kecil, markas barak, ruang rapat. Objek wisata ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti: Tempat istirahat, Gazebo, Ayunan, Kolam Memancing, dan out bond. Di dalam Benteng, ada juga rusa yang diizinkan berkeliaran dengan bebas di dalam kastil.
D. Goa Masigitsela
Goa Masigitsela atau Masigitsela Cave adalah lubang besar dan jauh di kerutan bumi karena proses alami yang bersangkutan terlalu lama sehingga menghasilkan stalagmit dan stalaktit di dalam gua dan membuat gua terlihat indah. Goa Masigitsela memiliki berbagai keunikan di samping mulut gua yang menghadap ke timur atau berlawanan dengan arah kiblat. Tangkai stalagmit dan stalaktit yang menghiasi mulut gua membentuk ornamen indah beserta pilar-pilarnya. Jika dilihat sepintas, gua ini mirip dengan pintu masuk masjid, oleh karena itu beberapa orang menyebut Goa Masigitsela sebagai Gua Sunan Kalijaga dan Sri Sultan Hamengkubuwana karena memiliki sejumlah tangga yang terletak di mulut gua. , ada juga bedug , ada juga mata air untuk mengambil wudhu di gua.
Arti Masigitsela adalah masjid yang terbuat dari sela-sela atau batu. Salah satu keindahan stalagmit berwarna kuning keemasan dan memanjang mirip dengan kasur sehingga sebagian orang menyebutnya sebagai kasur nabi sulaiman dan ada stalagmit yang membentuk baskom seperti tempayan penggawa yang disebut pedangan dan dinding batu yang memisahkan pedagogi penggawa dikenal sebagai pertapaan Aji Saka. Diyakini jika seseorang mampu memeluk tiang aji saka maka keinginannya akan terjawab.
Untuk sampai ke Goa Masigitsela dapat dicapai dari beberapa arah, orang yang datang dari Jawa Barat dapat menggunakan kendaraan air (perahu / perahu) dapat berhenti di Klaces sebentar kemudian melanjutkan dengan perahu kecil atau berjalan ke gua sekitar 30 menit dan jika dicapai dari Cilacap melalui dermaga Sodong menuju Desa Klaces atau melalui jalur darat melalui jalan di Nusakambangan dari Sodong ke Goa Masigitsela.
Perizinan dan Pendanaan
Perizinan di Kabupaten Cilacap dapat dilakukan di kantor Layanan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap yang terletak di Jalan Kalimantan No. 74 Cilacap, Jawa Tengah - Telepon: (0282) -541727, 542909, Fax. (0282) -541727
Peluang Investasi Kabupaten Cilacap
A. Wisata Rawa Bendungan
Kabupaten Cilacap adalah pusat perikanan di Jawa Tengah. Kegiatan usaha perikanan meliputi bisnis perikanan laut dan bisnis perikanan umum, serta kegiatan usaha budidaya ikan di tambak, kolam ikan dan keramba. Pusat perikanan darat berpusat di Kecamatan Maos, baik tempat pembenihan maupun pembesaran. Kabupaten Cilacap memiliki potensi Rawa Bendungan dengan luas 125 Ha yang belum dimanfaatkan secara optimal karena telah dimanfaatkan kurang dari 10% dari hampir 14.000 total lahan potensial. Wisata Rawa Bendungan terletak di sisi jalan yang telah diaspal dan terletak sekitar 500 meter dari jalan nasional (jalur selatan Jawa).
Wisata Rawa Bendungan diproyeksikan dapat dimanfaatkan sebagai pusat kuliner dan rekreasi dan budidaya ikan, terutama ikan gurame yang sangat melimpah di Kabupaten Cilacap. Konsep pemanfaatan rawa bendungan yang ditawarkan adalah pembuatan pusat kuliner rekreasi di sisi jalan rawa yang berhadapan dengan jalan dan pemanfaatan beberapa rawa (dengan asumsi daerah rawa 10%) untuk kegiatan budidaya ikan mas dengan sistem KJA (Karma Floating Net).
Tur Rawa Bendungan saat ini tidak terawat dengan baik sehingga banyak gulma tumbuh subur di tengah rawa. Air rawa relatif stabil sepanjang musim. Sebagian kecil dari rawa digunakan untuk budidaya perikanan darat oleh masyarakat sekitar dan sumber air PDAM (PDAM).
Rumah Regional
Kabupaten Cilacap
Kabupaten Cilacap adalah daerah terbesar di Jawa Tengah, dengan batas bagian selatan Samudra Indonesia, perbatasan utara dengan Kabupaten Banyumas, Kabupaten Brebes dan Kabupaten Kuningan di Provinsi Jawa Barat sementara Kabupaten Kebumen di sebelah timur dan Kabupaten Ciamis dan Kota Banjar Jawa Barat sampai di perbatasan barat.
Letaknya antara 108 0 4-30 0 - 109 0 30 0 30 0 Bujur Timur dan 7 0 30 0 - 7 0 45 0 20 0 Lintang Selatan. Memiliki luas 225.360.840 Ha, yang terbagi menjadi 24 kecamatan, 269 desa dan 15 kelurahan. Wilayah tertinggi adalah Kecamatan Dayeuhluhur dengan ketinggian 198 M dari permukaan laut dan wilayah terendah adalah Kecamatan Cilacap Tengah dengan ketinggian 6 M dari permukaan laut. Jarak terjauh dari barat ke timur 152 km dari Kecamatan Dayeuhluhur ke Kecamatan Nusawungu dan dari utara ke selatan sepanjang 35 km dari Cilacap Selatan ke Kecamatan Sampang.
Sejarah Kabupaten Cilacap
1. Kerajaan Jawa
Pencarian sejarah periode kerajaan Jawa dimulai dari zaman kerajaan Mataram Hindu sampai Kerajaan Surakarta. Pada akhir Kerajaan Majapahit (1294-1478), cikal bakal Kabupaten Cilacap dibagi menjadi beberapa wilayah Kerajaan Majapahit, Adipati Pasir Luhur dan Kerajaan Pakuan Pajajaran, yang wilayahnya membentang dari timur ke barat:
Wilayah Ki Gede Ayah dan area Ki Ageng Donan di bawah pemerintahan Kerajaan Majapahit.
Kerajaan Nusakambangan dan wilayah Adipati Pasir Luhur
Wilayah Kerajaan Pakuan Pajajaran
Menurut Husein Djayadiningrat, setelah diserang oleh Kerajaan Hindu Pakuan Pajajaran, Banten dan kerajaan Islam Cirebon hilang pada tahun 1579, sehingga bagian timur Kerajaan Pakuan Pajajaran diserahkan kepada Kerajaan Cirebon. Karena itu, seluruh wilayah Kabupaten Cilacap di sebelah timur berada di bawah pemerintahan Kerajaan Islam Pajang dan sebelah barat diserahkan kepada Kerajaan Cirebon.
Kerajaan Pajang diganti dengan Kerajaan Mataram Islam yang didirikan oleh Panembahan Senopati pada tahun 1587-1755, itulah sebabnya daerah cikal bakal Kabupaten Cilacap yang semula di bawah wewenang Kerajaan Islam Pajang diserahkan kepada Kerajaan Mataram. Pada 1595, kerajaan Mataram mengadakan ekspansi ke Kabupaten Galuh di wilayah Kerajaan Cirebon.
According to the Dutch Company's diary at Benteng Batavia, February 21, 1682 a letter was received containing a translation of a land trip of Citarum, north of Karawang to Bagelen. The areas mentioned, which later be the forerunners of Cilacap Regency, were Dayeuhluhur and Limbangan.
2. Dutch Colonial Period
The establishment of Onder Afdeling Cilacap (two months after the resident Launy in charge) with Besluit Governor-General D.De Erens on July 17, 1839 No. 1, stated: "For the sake of a more presentable implementation of local government in the southern Banyumas and the development improvement of Cilacap port, then while waiting for the proposed organization of the southern districts to be part of it, one of the three Resident Assistance in Residency will hold the position in Cilacap ".
Since Banyumas South was considered too broad to be maintained by the Regent Purwokerto and Banyumas Regent then with Besluit dated June 27, 1841 No. 10 stipulated: Dayeuhluhur "Patenschap" is separated from Banyumas and ruled its own section, namely Cilacap section with capital of Cilacap, which became the position of Head of Bestuur Europe Assistant Resident and Head of Bestuur Native Rangga or Onder Regent. Thus the Native Government was named Onder Regentschap commensurate with Patih Head of Dayeuhluhur.
Namun pembentukan bagian ini memenuhi keinginan Bupati Purwokerto dan Banyumas yang telah lama ingin mengurangi wilayah masing-masing dengan Patenschap Dayeuhluhur dan Kabupaten Adiraja. Batas wilayah Kabupaten Adiraja bersama dengan Dayeuhluhur pattenschap membentuk Onder Regentschap Cilacap sesuai dengan rencana Residen Banyumas De Sturier tanggal 31 Maret 1831 menyatakan sebagai berikut: Dari mulut Sungai Serayu ke hulu menuju titik tengah ketinggian Gunung Prenteng. Dari sana ke puncak, turun ke tenggara pegunungan Kendeng, ke puncak Gunung Gumelem (Igir Melayat). Dari sana, ia pergi ke selatan mengikuti batas wilayah Kediaman Banyumas ke laut. Dari sana, ia menuju ke barat di sepanjang pantai ke muara Sungai Serayu.
Dari batas-batas Kabupaten Adiraja, dapat dilihat bahwa Kabupaten Adiraja sebagai cikal bakal mantan Kawedanan Kroya yang lebih besar dari mantan Saluran Kawedanan, karena pada saat itu tidak ada Kabupaten Kalireja, yang dibentuk dari sub-bagian Kecamatan Adiraja dan sebagai Kabupaten Banyumas. Jadi wilayah Onder Regentschap Cilacap masih lebih besar dari luasnya Kabupaten Cilacap sekarang.
Pada masa Residen Banyumas ke-9 Van de Moore mengusulkan pemerintah Belanda pada 3 Oktober 1855 yang ditandatangani oleh Gubernur Jenderal Duijmaer Van Tuist, Menteri Kolonial Kerajaan Belanda dalam Kabinet Sreserpt pada 29 Desember 1855 No. 86, dan sebuah surat rahasia dari Menteri Kolonial tanggal 5 Januari 1856 Nomor 7 / A disampaikan kepada Gubernur Jenderal Hindia Belanda.
Usulan pembentukan kabupaten Cilacap menurut kementerian kolonial memiliki dua arti yaitu permohonan Menteri Kolonial untuk persetujuan pembentukan Kabupaten Cilacap dan organisasi adat bestir dan anggaran belanja lebih dari F.5.220 per tahun yang sama-sama memerlukan persetujuan Raja. Belanda, setelah menerima surat rahasia Menteri Kolonial pemerintah Belanda dengan Gubernur Jenderal tanggal Besluit 21 Maret 1856 No. 21, antara lain, menetapkan Onder Regentschap Cilacap ditingkatkan menjadi Regentschap (Kabupaten Cilacap).
Populasi
Pada tahun 2014 ada 1.685.573 orang yang tinggal di Kabupaten Cilacap yang terdiri dari 844.565 populasi pria dan 841.008 populasi wanita. Pada 2015, populasi di Kabupaten Cilacap adalah 1.694.730 orang yang terdiri dari 849.090 populasi pria dan 845.640 populasi wanita.
Urusan Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk berusia 15 tahun ke atas (usia tenaga kerja) pada tahun 2014 di Kabupaten Cilacap adalah 780.345 orang sedangkan pada tahun 2015 untuk orang berusia 15 tahun ke atas (angkatan kerja) di Kabupaten Cilacap adalah 778.151 penduduk. Untuk Upah Minimum Kabupaten Cilacap adalah sebagai berikut:
pendidikan
Berikut ini adalah persentase penduduk Kabupaten Cilacap yang berusia 10 tahun dan berdasarkan pendidikan tertinggi yang dicapai.
Pencapaian Kabupaten Cilacap
Kabupaten Cilacap memenangkan piala Raksaniyata yang diterima oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji di Istana Wakil Presiden beberapa waktu lalu.
Penghargaan ini diterima, karena Kabupaten Cilacap dianggap berhasil mendukung program menuju Indonesia Hijau. Dalam penghargaan ini, Kabupaten Cilacap adalah satu-satunya kabupaten di Jawa yang menerima trofi Raksaniyata.
Di bidang karya seni, Kabupaten Cilacap juga memenangkan Juara Nasional II dalam penilaian kinerja pekerjaan umum.
Untuk Jawa Tengah, Kabupaten Cilacap memenangkan hadiah pertama dalam kompetisi bupati hutan untuk mendukung OBIT.
Penghargaan keempat pada akhir 2013, yang berhasil diraih oleh Kabupaten Cilacap, adalah penetapan Kabupaten Cilacap sebagai Kabupaten Penggerak Koperasi, karena keberhasilannya dalam membentuk dan memobilisasi koperasi.
Tempat Wisata di Kabupaten Cilacap
Kabupaten Cilacap adalah salah satu kabupaten di antara 35 kabupaten / kota di Jawa Tengah dengan lokasi geografis yang strategis. Di selatan, berbatasan dengan lautan Indonesia, timur bersama Kabupaten Kebumen, utara berbatasan dengan Kabupaten Banyumas dan barat berbatasan dengan provinsi Jawa Barat.
Memiliki 225.361 hektar yang terbagi dalam 24 wilayah adalah kecamatan dengan wilayah terbesar di Jawa Tengah dan wilayah tersebut dibagi menjadi dataran rendah dan bukit dengan ketinggian +6 meter di atas permukaan laut hingga tertinggi 198 meter di atas permukaan laut. Dengan kondisi alam yang demikian, Kabupaten Cilacap memiliki banyak potensi wisata alam dan budaya, yang tersebar di semua wilayah.
A. Pantai Turtle Bay
Pantai Turtle Bay terletak di dalam kota Cilacap, tepatnya di desa Cilacap, Kecamatan Cilacap Selatan. Obyek wisata adalah objek wisata andalan yang dimiliki oleh Kabupaten Cilacap, jaraknya sangat dekat dengan Pusat Pemerintahan / Pusat Kota hanya sekitar ± 2 km. Panorama Pulau Nusakambangan dan kapal tanker minyak menjadi pemandangan khas pantai. Pantai ini berpasir dan ditumbuhi pohon-pohon yang memberikan rasa teduh bagi para pengunjung.
Panorama pantai laut yang indah dapat dinikmati oleh para wisatawan tidak hanya saat matahari terbit di pagi hari tetapi juga saat matahari terbenam di sore hari. Pantai Turtle Bay yang terletak bersebelahan dengan objek wisata Benteng Pendem juga dapat ditemukan pabrik pengolahan minyak milik PT. Pertamina, di mana lokasi ini menjadi objek nasional yang vital.
Berbagai makanan laut dan suvenir dapat ditemukan dengan mudah di sepanjang pantai dan selalu dekat dengan wisatawan yang mengunjungi pantai Turtle Bay dari siang hingga tengah malam.
B. Segara Anakan
Nikmati sifat unik Segara Anakan dan Nusakambangan dan dapatkan petualangan yang mengasyikkan. Segara Anakan Cilacap terletak di belakang Pulau Nusakambangan di Kabupaten Cilacap. Segara Anakan adalah laguna unik di pantai selatan Pulau Jawa dengan ekosistem rawa bakau (mangrove) yang memiliki komposisi dan struktur hutan paling lengkap di Pulau Jawa. Berbagai komponen sumber daya hayati berupa flora, habitat berbagai spesies fauna, alam darat dan bentang alam perairan yang berinteraksi satu sama lain membentuk satu kesatuan ekosistem alami.
Segara Anakan adalah bagian dari daerah Nusakambangan yang menunjukkan paduan alami yang menawan. Segara Anakan dan Nusakambangan adalah tempat wisata alam yang ideal. Panorama pemandangan dan keunikannya memberikan pemandangan yang menakjubkan. Nikmati perpaduan keindahan dan keunikan yang penuh nuansa petualangan yang mengasyikkan.
Layanan informasi:
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Cilacap
Jl. A. Yani No. 8 Cilacap
Telp. 0282-534481
Email: diparta_clp@yahoo.co.id
Facebook: pariwisata cilacap
C. Fort Pendem
Benteng Pendem Cilacap atau dalam bahasa Belanda disebut "KUSBATTERIJ OP DE LANTONG TE TJILATJAP" terletak 0,5 Km di selatan objek wisata pantai Turtle Bay. Bangunan Kastil Pendem memiliki konfigurasi yang solid, termasuk barak / tentara ruang angkasa, klinik, terowongan, penjara, amunisi ruang angkasa, ruang tembak dikelilingi oleh pagar dan parit dan mengubur tanah sedalam 1-3 meter.
Itu dibangun oleh Tentara Kerajaan Belanda dari tahun 1861 hingga 1879 untuk pertahanan Belanda melawan serangan musuh baik dari dalam maupun luar hingga tahun 1942. Pada tanggal 14 Agustus 1945 Belanda menyerah tanpa syarat kepada tentara sekutu. Agresi II pada tahun 1950, Belanda kembali dengan menaiki pasukan sekutu. Pada tahun 1952 -1962, itu menjadi markas kesatuan banteng loreng Jawa Tengah dan pada tahun 1962-1965 menjadi tempat pendaratan pasukan RPKAD ( Resimen Para Komando Angkatan Darat - Resimen Komando Angkatan Darat ).
Pada 26 November 1986, benteng ini dipugar dan pada 28 April 1987 hingga sekarang terbuka sebagai objek wisata. Nama benteng, yaitu sekitar 6,5 hektar, disebut sebagai Benteng Pendem oleh masyarakat. Ini didasarkan pada fisik bangunan benteng; sebagian besar bangunan tertutup tanah atau dikubur. Benteng yang dibangun oleh tentara Belanda, dilengkapi dengan benteng pengintai musuh di puncaknya dan dikelilingi oleh benteng pertahanan yang juga dilengkapi dengan 13 meriam.
Benteng ini juga dikelilingi oleh parit selebar 18 meter, kedalaman 3 meter berfungsi untuk menghambat kecepatan musuh serta untuk patroli tentara Belanda dengan pembangunan jembatan yang dilengkapi dengan 14 kamar barak tentara. Setiap kamar terdiri dari satu pintu dan jendela, petugas ruang rapat, ruang bawah tanah / Terowongan dengan 4 pintu, ruang penjara, ruang amunisi, ruang senjata, ruang akomodasi, ruang kesehatan, sumur, gedung gudang, gedung pengintaian, dan gedung parit. Dikatakan bahwa Benteng Pendem telah ditemukan kurang lebih 102 kamar yang terdiri dari sekitar 60 kamar berupa kamar kecil, markas barak, ruang rapat. Objek wisata ini juga dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti: Tempat istirahat, Gazebo, Ayunan, Kolam Memancing, dan out bond. Di dalam Benteng, ada juga rusa yang diizinkan berkeliaran dengan bebas di dalam kastil.
D. Goa Masigitsela
Goa Masigitsela atau Masigitsela Cave adalah lubang besar dan jauh di kerutan bumi karena proses alami yang bersangkutan terlalu lama sehingga menghasilkan stalagmit dan stalaktit di dalam gua dan membuat gua terlihat indah. Goa Masigitsela memiliki berbagai keunikan di samping mulut gua yang menghadap ke timur atau berlawanan dengan arah kiblat. Tangkai stalagmit dan stalaktit yang menghiasi mulut gua membentuk ornamen indah beserta pilar-pilarnya. Jika dilihat sepintas, gua ini mirip dengan pintu masuk masjid, oleh karena itu beberapa orang menyebut Goa Masigitsela sebagai Gua Sunan Kalijaga dan Sri Sultan Hamengkubuwana karena memiliki sejumlah tangga yang terletak di mulut gua. , ada juga bedug , ada juga mata air untuk mengambil wudhu di gua.
Arti Masigitsela adalah masjid yang terbuat dari sela-sela atau batu. Salah satu keindahan stalagmit berwarna kuning keemasan dan memanjang mirip dengan kasur sehingga sebagian orang menyebutnya sebagai kasur nabi sulaiman dan ada stalagmit yang membentuk baskom seperti tempayan penggawa yang disebut pedangan dan dinding batu yang memisahkan pedagogi penggawa dikenal sebagai pertapaan Aji Saka. Diyakini jika seseorang mampu memeluk tiang aji saka maka keinginannya akan terjawab.
Untuk sampai ke Goa Masigitsela dapat dicapai dari beberapa arah, orang yang datang dari Jawa Barat dapat menggunakan kendaraan air (perahu / perahu) dapat berhenti di Klaces sebentar kemudian melanjutkan dengan perahu kecil atau berjalan ke gua sekitar 30 menit dan jika dicapai dari Cilacap melalui dermaga Sodong menuju Desa Klaces atau melalui jalur darat melalui jalan di Nusakambangan dari Sodong ke Goa Masigitsela.
Perizinan dan Pendanaan
Perizinan di Kabupaten Cilacap dapat dilakukan di kantor Layanan Perizinan Terpadu Kabupaten Cilacap yang terletak di Jalan Kalimantan No. 74 Cilacap, Jawa Tengah - Telepon: (0282) -541727, 542909, Fax. (0282) -541727
Peluang Investasi Kabupaten Cilacap
A. Wisata Rawa Bendungan
Kabupaten Cilacap adalah pusat perikanan di Jawa Tengah. Kegiatan usaha perikanan meliputi bisnis perikanan laut dan bisnis perikanan umum, serta kegiatan usaha budidaya ikan di tambak, kolam ikan dan keramba. Pusat perikanan darat berpusat di Kecamatan Maos, baik tempat pembenihan maupun pembesaran. Kabupaten Cilacap memiliki potensi Rawa Bendungan dengan luas 125 Ha yang belum dimanfaatkan secara optimal karena telah dimanfaatkan kurang dari 10% dari hampir 14.000 total lahan potensial. Wisata Rawa Bendungan terletak di sisi jalan yang telah diaspal dan terletak sekitar 500 meter dari jalan nasional (jalur selatan Jawa).
Wisata Rawa Bendungan diproyeksikan dapat dimanfaatkan sebagai pusat kuliner dan rekreasi dan budidaya ikan, terutama ikan gurame yang sangat melimpah di Kabupaten Cilacap. Konsep pemanfaatan rawa bendungan yang ditawarkan adalah pembuatan pusat kuliner rekreasi di sisi jalan rawa yang berhadapan dengan jalan dan pemanfaatan beberapa rawa (dengan asumsi daerah rawa 10%) untuk kegiatan budidaya ikan mas dengan sistem KJA (Karma Floating Net).
Tur Rawa Bendungan saat ini tidak terawat dengan baik sehingga banyak gulma tumbuh subur di tengah rawa. Air rawa relatif stabil sepanjang musim. Sebagian kecil dari rawa digunakan untuk budidaya perikanan darat oleh masyarakat sekitar dan sumber air PDAM (PDAM).
Potensi sumber daya alam di wilayah ini sangat mendukung untuk pengembangan budidaya ikan air tawar terutama ikan mas karena ketersediaan sumber air yang sangat memadai yang berasal dari saluran irigasi yang mengalir sepanjang tahun, serta kondisi tanah yang subur. Ini memiliki fasilitas infrastruktur yang memadai, jalan raya antar kabupaten, transportasi, fasilitas komunikasi dan informasi dan ketersediaan fasilitas produksi.
Potensi pasar
Wisata Rawa Bendungan terletak di sisi jalan jalan kecamatan beraspal dan terletak sekitar 500 meter dari jalan nasional (rute selatan Jawa), mulai dari Jawa Timur, Yogyakarta, Bandung, dan Jakarta. Total produksi ikan gurame di pusat perikanan darat di Kabupaten Cilacap saat ini hanya berkisar antara 75 ton per bulan dan dapat dilihat bahwa tidak banyak warung ikan bakar konvensional di sekitar jalan.
Di Kabupaten Cilacap sendiri, saat ini, tidak ada tempat kuliner yang secara khusus menyediakan menu ikan bakar, sedangkan di wilayah Cilacap merupakan pusat penghasil ikan air tawar terbesar, terutama ikan mas. Selain itu, permintaan pasar Jakarta untuk lebih dari 20 ton per hari tidak dapat dipenuhi. Keadaan seperti itu sangat mendukung untuk proses optimalisasi Pariwisata Rawa Bendungan.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial, dapat disimpulkan bahwa optimalisasi Wisata Rawa Bendungan layak untuk dijalankan di Kabupaten Cilacap, karena dengan investasi awal sebesar Rp. 25.000.000.000, -, 15 tahun bisnis dan tingkat bunga 16% akan menghasilkan Net Present Value (NPV) positif sebesar Rp. 23.417.334.212, - dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR) sebesar 38,75% yang lebih tinggi dari tingkat bunga yang ditentukan. Selain itu dalam 3 tahun 12 hari, investasi awal dapat dikembalikan.
B. Wisata Hutan Payau
Selain pantai, Kota Cilacap terkenal dengan wilayah hutannya, salah satunya adalah hutan payau Cilacap. Hutan wisata ini terletak di Kecamatan Tritih. Kecamatan Cilacap Utara memiliki luas 10 hektar di mana sebagian besar wilayahnya merupakan daerah rawa. Sejak dibuka pada tahun 1990, kawasan wisata ini menjadi salah satu tujuan wisata menarik di Cilacap. Ada banyak pengunjung yang datang untuk mengunjungi tempat ini terutama pada hari Minggu dan hari libur nasional.
Namun sayangnya kondisi hutan Payau kini terancam kehilangan keindahannya. Beberapa kerusakan dapat dilihat; seperti jalan rusak untuk berjalan melalui hutan, hilangnya jembatan yang memisahkan hutan dan satu-satunya akar bakau yang tersisa. Pandangan stasiun dari dermaga wisata air sudah hilang, tidak ada upaya untuk mengelola kawasan wisata untuk meningkatkan fasilitas ini. Tumpukan sampah membuatnya jauh lebih buruk.
Konsep wisata di hutan payau ini kita bisa menikmati deretan hutan bakau di sisi kanan dan kiri di sepanjang jalan. Jalan setapak membuat pengunjung lebih mudah menikmati hutan bakau. Salah satu wahana khas di wisata kayu payau adalah Jembatan Mesra , yang membelah hutan bakau. Selain itu, beberapa fauna seperti ikan dan kepiting juga dapat ditemukan di tempat ini. Di ujung hutan mangrove, ada ladang besar yang bisa dijadikan tempat acara seni, selain itu ada juga pelabuhan khusus untuk melayani para wisatawan yang ingin berkeliling melihat pemandangan hutan payau menggunakan perahu.
Potensi sumber daya alam di wilayah ini sangat mendukung untuk dikembangkan sebagai tempat rekreasi, terutama wisata hutan mangrove karena ketersediaan sumber tanaman mangrove yang luas dengan keanekaragaman jenisnya. Ini memiliki infrastruktur, transportasi, fasilitas komunikasi dan informasi yang memadai dan fasilitas rekreasi.
Potensi pasar
Kabupaten Cilacap adalah salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang memiliki potensi di bidang pariwisata. Hutan Payau di Desa Tritih, Kecamatan Cilacap Utara, dikelola oleh PEMKOT (pemerintah kota) Cilacap dan Perum Perhutani (Perusahaan Hutan Negara), adalah salah satu objek wisata di Kabupaten Cilacap yang memiliki potensi yang baik sebagai aset daerah.
Hutan Payau adalah salah satu kawasan wisata alam yang berada di kawasan hutan produksi. Pengembangan Hutan Bakau menjadi objek wisata alam yang dimaksudkan untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam untuk mendukung bisnis pariwisata. Selain sebagai tempat rekreasi, pengembangan Hutan Payau Tritih dimaksudkan sebagai sarana pendidikan dan sains serta menumbuhkan rasa cinta lingkungan.
Selain itu, wisata hutan payau dikunjungi oleh wisatawan baik dari masyarakat sekitar maupun oleh mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia yang ingin meneliti hutan bakau. Karena hutan ini memiliki 18 spesies pohon bakau, seperti bakaubandul, bajau tancang, sukun tancang, dan spesies bakau lainnya.
Berdasarkan analisis kelayakan finansial, dapat disimpulkan bahwa wisata hutan payau layak (layak) untuk diimplementasikan di Kabupaten Cilacap, karena dengan investasi awal sebesar Rp. 11.600.000.000, - usia 10 tahun dan tingkat bunga 18% akan menghasilkan Net Present Value (NPV) positif sebesar Rp. 1.982.984.419, - dan Tingkat Pengembalian Internal (IRR) 22% lebih tinggi dari tingkat bunga yang ditentukan. Perbandingan rasio pendapatan manfaat dengan rasio biaya (biaya) juga positif yaitu sebesar 4,77. Selain itu dalam waktu 4 tahun 6 bulan investasi awal dapat dikembalikan.
C. Industri Gula Merah
Gula kelapa atau sering disebut juga gula merah adalah gula yang diperoleh dari konsentrasi sari kelapa yang dilakukan dengan cara penguapan. Di Kabupaten Cilacap, bahan produksi gula kelapa dalam bentuk kelapa sangat mudah didapat. Kelapa adalah tanaman budidaya yang dapat ditemukan di halaman setiap rumah
Potensi gula merah di Indonesia didukung oleh luasnya perkebunan kelapa. Indonesia dengan wilayah kelapa terbesar di dunia mencapai 3.707 juta ha (31,2% dari total luas 11.909 juta ha), diikuti oleh Filipina dengan 3.077 ribu ha (25,8%), India 1.908 ribu ha (16,0%), Sri Lanka meliputi 442 ribu ha (3,7%), Thailand dengan 372 ribu ha (3,1%) dan negara-negara lain seluas 2.398 ribu ha (20,2%). Permintaan gula kelapa di dalam negeri dan luar negeri hanya sekitar 50%, ini disebabkan oleh kendala kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Secara umum, gula merah yang dibuat dari Indonesia sudah mulai dipasarkan di luar negeri seperti Jepang, Belanda, Amerika Serikat, Singapura dan Taiwan.
Analisa keuangan
Indikator Kelayakan Investasi Bisnis Skala Gula Pengrajin, Kolektor Kecil (Kelompok), Pedagang Besar (Eksportir)
D. Pertambangan Betonies
Distribusi komoditas beton berdasarkan pengamatan lapangan mencakup sekitar 5% dengan luas 107,5 hektar. Lokasi komoditas ini sebagian besar terletak di desa Sindangbarang, satu lagi di desa selatan Tayem. Komoditas tambang beton hadir sebagai litologi tanah liat yang berada dalam pembentukan halang, dengan ketinggian kontur 81-96 mdpl. Bentonit dalam kebanyakan kasus tidak benar-benar dalam kondisi yang baik karena banyak kondisi permukaan ditutupi oleh tanah longsor dengan intensitas tinggi. Kondisi di sekitar beton ini adalah kebun komunitas yang ditanami singkong, pisang, padi dan beberapa pohon kelapa.
Kuantitas
Perhitungan cadangan komoditas penambangan beton di daerah penelitian menggunakan metode perhitungan langsung menggunakan perangkat lunak info peta yang telah dikombinasikan dengan perangkat lunak temukan.
Perhitungan cadangan simpanan komoditas tambang yang disimpulkan sebagai berikut:
Volume (Berdasarkan MapInfo): 15.041.326.522 m 3
Persentase Bentonit yang ditambang: 40,5%
Jenis Berat: 2,4 ton / m3
Berdasarkan perhitungan akhir, cadangan hipotetis (disimpulkan) komoditas tambang beton di Kecamatan Karangpucung, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah adalah 14.620.169,37 ton.
Nilai Ekonomi Beton Karangpucung
Di bawah ini adalah asumsi analisis nilai ekonomi umum komoditas penambangan beton di Kecamatan Karangpucung
Deposit: 14.620.169,37 ton
Harga / Ton: $ 32 atau Rp. 310.400 (Nilai Tukar $: Rp 9.700)
Potensi: Setoran x Harga: 14.620.169,37 x Rp. 310.400: Rp. 4.538.100.572.448
Angka-angka di atas adalah asumsi perhitungan berdasarkan cadangan tereka di mana sumber daya hipotetis yang diperlukan untuk dilakukan dalam eksplorasi lebih rinci dengan pengeboran sistematis, serta perhitungan biaya total. Berdasarkan data di atas, potensi beton sangat besar dan layak ditindaklanjuti.
E. Trass Mining
Distribusi komoditas tambang Trass di wilayah penelitian (Cakupan geologis Kecamatan Cimanggu) adalah 31% dengan luas sekitar 619 hektar, di mana penyebarannya tersebar di beberapa desa, sebelah timur desa Bantarmangu, desa Mandala Barat, Panimbang desa di timur laut, dan desa selatan Cibalung.
Komoditas Trass dalam penelitian terletak di tebing jalan desa dan situs berbukit, dengan ketinggian berkisar antara 151-181 mdpl (meter di atas permukaan laut). Di mana vegetasinya masih asli dan hanya beberapa kebun komunitas yang didominasi oleh tanaman singkong.
Kuantitas
Berdasarkan perhitungan menggunakan MapInfo dan menemukan perangkat lunak, kami mendapatkan perhitungan cadangan tereka dari komoditas penambangan Trass sebagai berikut:
Volume (Berdasarkan MapInfo): 93.276.957.625 m 3
Persentase Bentonit yang ditambang: 35%
Jenis Berat: 2,3 ton / m 3
Berdasarkan perhitungan akhir, cadangan hipotetis (disimpulkan) dari komoditas penambangan Trass di Kecamatan Cimanggu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah adalah 75.087.950,89 ton.
Nilai Ekonomi Trass di Kabupaten Cimanggu
Berikut adalah beberapa asumsi tentang nilai ekonomi umum penggunaan pohon:
Penjatahan Trass untuk semen
Pemanfaatan Trass untuk TPA
Sumber:
http://www.cilacap.go.id
Jateng di nomor 2016.
(Saya bersyukur menjadi bagian masyarakat kabupaten cilacap )
Komentar
Posting Komentar